Kejadian Kasus Feline Lower Urinary Tract Disase (FLUTD)
Ditulis oleh : Administrator - Diterbitkan : Rabu, 30 Oktober 2019 - Dibaca : 196765
Kasus Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD) atau yang dulu dikenal dengan Feline Urinary Syndrome (FUS) merupakan penyakit yang sering muncul belakangan ini. Dari data Rumah Sakit Hewan (RSH Jawa Barat) untuk bulan September ada 4 kasus FLUTD dan pertengahan Oktober sekitar 6 kasus. Berdasarkan anamnesa pemilik, awalnya kucing mulai terlihat buang air kecil (urinasi) sembarangan, sakit saat akan urinasi, urinasi lama tapi urin yang keluar hanya sedikit (stranguria), dan urin berubah warna atau urin berdarah (hematuria). Gejala umum lainnya bisa diikuti dengan kurangnya nafsu makan, perut membesar, dan menjadi lemas. Kondisi ini menjadi kasus emergency ketika kucing sudah tidak bisa urinasi (dysuria).
Kasus FLUTD yang di dapat di RSH Jawa Barat lebih sering ditemukan pada kucing jantan, dengan ras British Shorthair, persia, mix breed persia, dan sangat jarang pada kucing lokal. Kucing yang terkena FLUTD rata-rata diberi pakan kering pabrikan (dry cat food) oleh pemilik dan berusia antara 1-3 tahun. Sebanding dengan studi yang dilakukan oleh Gama R.O.G et al (2009) di Brazil, bahwa kejadian FLUTD banyak terjadi pada jenis kelamin jantan (91%) yang belum dikastrasi (71%), bukan ras spesifik (57%), usia 1-3 tahun (66%), hanya diberikan pakan kering (80%), dan pemilik memiliki kucing lebih dari satu (66%). Pakan kering akan meningkatkan pH urin sehingga menjadi alkalosis (basa) sehingga akan terbentuk kristal di kandung kemih (urolith). Sedangkan kucing yang dipelihara lebih dari satu ekor akan meningkatkan resiko stres akibat berkelahi dan sebagainya. Studi lain menunjukkan penyebab FLUTD antara lain Feline idiopathic cystitis (60,7%), infeksi saluran urinari (12,7%), obstruksi uretra akibat mukus (17,4%), Urolithiasis (13%) dan hiperplasia kandung kemih (5%) (Kojrys S.L et al., 2017)
Penanganan yang dilakukan jika kasus sudah parah yaitu pemasangan kateter melalui penis untuk mencapai kandung kemih. Tidak jarang kucing harus dibius terlebih dahulu untuk dipasang kateter agar kucing tidak merasa sakit dan untuk melemaskan otot ureter. Pemasangan kateter tidak selamanya mudah karena biasanya akan ada obstruksi atau penyumbatan akibat benda asing, kristal atau spasmus dari ureter. Jika kateter sudah dipasang urin akan keluar dan sebaiknya di flushing menggunakan water saline.
Diperlukan berbagai uji diagnostik untuk menyimpulkan diagnosa dan menentukan treatment apa yang akan diberikan. Uji tersebut diantaranya pemeriksaan sampel darah, pemeriksaan sampel urin, sedimentasi urin, kultur bakteri), radiografi dan USG. Setelah diagnosa disimpulkan maka dilakukan pengobatan. Treatment yang dapat dilakukan untuk mengatasi FLUTD adalah pemberian NSAID seperti meloxicam untuk pereda nyeri. Meloxicam juga dapat digunakan untuk perawatan Transitional cell carcinoma. Antibiotik juga diberikan jika sudah pasti adanya infeksi bakteri, dan antispamodik (Sant R, 2012). Pemberian pakan khusus untuk saluran kemih sangat dianjurkan dan tidak boleh diganti ke pakan sebelumnya karena akan memicu FLUTD berulang yang lebih parah.
Sumber :
Gama ROG, Fernandes DO, Lima CCV, Barrouin-Melo SM. 2009. Factors Related to The Occurance of Feline Urinary Tract Disease (FLUTD) in Salvador, Bahia, Brazil.
Korys S.L, Skupien E.M, Snarska A, Krystkiewicz K, Pomianowski A. 2017. Evaluation of Clinical Signs and Causes of Lower Urinary Tract Disease in Polish Cats. Veterinarni Medicina, 62, (07) : 386-393
Sant, Rachel. 2012. Approach to Dealing with FLUTD. Vet Times. The website for the veterinary profession. https://www.vettimes.co.uk