Hero section image background

Peran Gerakan Pangan Murah Dalam Menjaga Stabilitas Harga Pangan di Bulan Ramadhan

Selasa, 4 Maret 2025

Ketahanan Pangan

131

Postingan ini dilihat

5

Postingan ini dibagikan

Poster post Peran Gerakan Pangan Murah Dalam Menjaga Stabilitas Harga Pangan di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan selalu menjadi momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Selama bulan suci ini, permintaan bahan pangan meningkat signifikan seiring dengan tradisi berbuka puasa dan sahur. Namun, peningkatan konsumsi ini sering kali berdampak pada lonjakan harga pangan yang dapat memberatkan masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota yang menangani ketahanan pangan (Badan Pangan Nasional dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Dinas Pangan Kabupaten Kota) melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai langkah konkret dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan.

 

Gerakan Pangan Murah: Solusi Stabilitas Harga Pangan

Gerakan Pangan Murah merupakan inisiatif pemerintah yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan pasokan dan harga pangan di pasar, terutama menjelang dan selama bulan Ramadhan. Program ini dilaksanakan dengan mendistribusikan bahan pangan pokok dengan harga terjangkau di berbagai wilayah, terutama di daerah yang mengalami atau berpotensi mengalami lonjakan harga. Dengan demikian, masyarakat tetap dapat mengakses bahan pangan dengan harga yang stabil meskipun permintaan meningkat.

Program ini dilaksanakan secara luas di seluruh Indonesia, termasuk di Jawa Barat dengan prioritas di 27 Kabupaten Kota se Jawa Barat yang menjadi barometer inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK), serta gejolak harga pangan. Untuk memastikan efektivitasnya, program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, dinas kabupaten/kota, organisasi perangkat daerah, asosiasi/pelaku usaha pangan, serta organisasi masyarakat. Sumber pasokan pangan dalam program ini berasal dari petani, distributor pangan, BUMN Pangan (Perum BULOG dan ID FOOD), serta pelaku usaha lainnya.

 

Komoditas Pangan yang Diprioritaskan

Gerakan Pangan Murah berfokus pada komoditas pangan strategis yang menjadi penyumbang inflasi atau volatile foods, seperti beras, gula konsumsi, minyak goreng, bawang putih, daging sapi/kerbau, dan daging ayam ras. Selain itu, komoditas lainnya seperti cabai merah keriting, cabai rawit merah, bawang merah, serta telur ayam ras juga menjadi bagian dari program ini untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup bagi masyarakat. 

Salah satu mekanisme utama dalam program ini adalah penetapan harga jual pangan yang lebih rendah dibandingkan harga pasar. Hal ini dilakukan dengan mengacu pada Harga Eceran Tertinggi (HET) atau Harga Acuan Pembelian (HAP) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan demikian, masyarakat dapat membeli bahan pangan dengan harga yang lebih stabil dan tidak terpengaruh oleh spekulasi pasar.

 

Dampak Positif Gerakan Pangan Murah di Bulan Ramadhan

Pelaksanaan Gerakan Pangan Murah selama bulan Ramadhan memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat di Jawa Barat, antara lain:

  1. Menjaga daya beli masyarakat: Dengan harga yang lebih stabil, masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhan pangan ditengah harga yang bergejolak.

  2. Mengendalikan inflasi pangan: Harga pangan yang terkendali membantu menekan laju inflasi yang sering terjadi akibat meningkatnya permintaan selama Ramadhan.

  3. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan berkualitas: Dengan adanya distribusi pangan yang lebih merata, masyarakat di berbagai daerah dapat memperoleh bahan pangan dengan harga yang lebih terjangkau.

  4. Mendukung kesejahteraan petani dan pelaku usaha pangan: Program ini juga memberikan manfaat bagi petani dan pelaku usaha pangan dengan memastikan distribusi hasil produksi mereka berjalan lancar dan terserap oleh pasar dengan harga yang wajar.

Melalui inisiatif ini, diharapkan bulan Ramadhan dapat berlangsung dengan lebih tenang dan penuh berkah, tanpa beban lonjakan harga pangan yang meresahkan masyarakat.

 

Penulis: Humas DKPP Jabar